Setelah menghabiskan stok lama, pembelian bahan baku kayu jati di tahun 2010 mengalami perubahan harga. Sehingga guna pembuatan furniture berbahan baku kayu jati otomatis mengalami kenaikan. Tidak hanya itu saja biaya tenaga kerja juga mengalami penyesuaian. Apalagi bahan penolong yang melekat pada proses produksi. Untuk menyiasati hal ini komunikasi dengan buyer harus di informasikan secara jelas dan transparan agar pembeli memahami situasi saat ini. Industri furniture mengalami penurunan saat ini bagi skala besar, sehingga ada peluang bagi skala UKM melakukan penetrasi pasar. Karena secara otomatis jumlah pesaing makin berkurang. Dengan makin pulihnya perekonomian dunia semoga dapat mendongkrak pemasaran bagi produk produk ekspor Indonesia.